Predikat mulia dimata kaum materialis adalah bila dapat tampil didepaan umum dengan gemerlapnya perhiasan dunia. Mulia bagi orang yang gila hormat, apabila dapat tampil dimana-mana dipuji dan disanjung oleh banyak pengagumnya. Mulia dimata ahli pemuas hawa nafsu adalah bila mampu memiliki sarana untuk memuaskan hawanafsunya dan mengajak orang lain terjun mengikutinya.
1. Mulia menurut Allah
Mulia dimata orang sombong, apabila dapat tampil sombong atau merendahkan dan meremehkan orang lain dimuka umum, dst-dst tentang kriteria-kriteria yang berkembang di tengah-tengah kehidupan tentang mengartikan kemuliaan. Allah SWT telah menegaskan arti kemuliaan sebagaimana dalam firmannya yang artinya
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)
Taqwa dapat semakin berkwalitas tinggi bila seorang manusia dapat semakin ta’at dan tunduk patuh kepada Allah. Memiliki kecintaan untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah dengan senang hati. Karena yakin bahwa apa yang dituntunkan oleh Allah adalah kebaikan yang haqiqi.
2. Allah memuliakan wanita
Secara khusus Allah telah memuliakan wanita dengan penghormatan yang diberikan oleh Allah baik oleh anaknya maupun oleh suaminya
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)
Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik diantara mereka akhlaqnya, dan yang paling baik diantara kamu sekalian adalah orang yang paling baik terhadap istri mereka”.[HR. Tirmidzi]
Sebaik-baik diantara kalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap istriku [HR. Ibnu Majah] )
Allah telah mewajibkan setiap manusia mengenang dan membalas budi orang tuanya, membalas budi baik ibu-ibu-nya. Dan Allah meletakkan do’a yang ijabah kepada orang tua, terutama do’a ibu untuk anak-anaknya. Sehingga sudah sepantasnya para kaum ibu untuk menghiasi dirinya dengan kemuliaan ilmu dan akhlaq, sehingga dapat mendidik anak-anak mereka memiliki ilmu dan akhlaq yang mulia.
Anak-anaknya akan menjadi manusia-manusia utama yang dapat memuliakan dirinya dan secara otomatis akan pula mengangkat derajad kemuliaan orang tuanya atas didikan para orang tua terutama para ibunya.
Demikian pula seorang suami diperintah oleh Allah untuk memimpin istri-istrinya ke jalan yang benar dan kemudian menyayangi mereka. Kemudian memberi nafkah kepada mereka, dan melindungi serta menjaga mereka agar mereka dapat hidup dengan selamat dan bahagia dalam memelihara anak-anak mereka dan memelihara iman dan taqwanya.
3. Menjaga dan memelihara sifat kemuliaan wanita
Sifat mulia yang menonjol yang Allah anugrahkan pada wanita adalah kehalusan, kelembutan perasaan dan hati dan sifat malu yang dominan. Dan kedua sifat tersebut sangat dekat dengan sifat kemuliaan iman dan taqwa, bahwa malu adalah sebagian dari iman.
Dua sifat inilah yang sangat diperlukan dalam pembentukan generasi penerus yang memiliki kehalusan budi pekerti dan kesopanan, Dan Allah telah memberikan jalan bagaimana memelihara dan memupuk agar kedua sifat tersebut tetap dominan di dalam diri seorang wanita.
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. 33:33)
Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui. (QS. 33:34)
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. 33:35) )
Taqwa dalam diri seseorang adalah sesuatu martabat yang sangat tinggi, sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan dan ketenteraman di dunia dan di akherat, kebahagiaan yang haqiqi. Sesuatu yang menumbuhkan ketenteraman dan kepuasan lahir dan batin dalam mengarungi bahtera kehidupan
Islam telah mengajarkan cara-cara menjaga kemuliaan, diantaranya dengan menjaga kewibawaan masing-masing diri, sehingga tidak membiarkan terjadinya pergaulan bebas diantara manusia berlainan jenis kelamin yang bukan mukhrim.
Pergaulan yang sangat bebas antara pria dan wanita yang bukan mukhrim akan memudarkan dan mencabut ketaqwaan dari diri seseorang. Rasa malu yang tebal merupakan fitrah seorang wanita yang masih memeliharanya, hingga ketika berjumpa dan bergaul dengan lawan jenis yang bukan mukhrim pun rasa malu ini akan nampak menonjol dan akan menjadi benteng, dinding bagi ketaqwaannya
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. …… (QS. 28:25) )
Zaman modern zaman yang terbuka lebar berbagai kesempatan dan sekaligus kompetisi. Namun Zaman modern-pun akan menjadi kacau balau jika berjalan tanpa aturan. Betapa semrawutnya sebuah lalu lintas ketika lampu-lampu pengatur lalulintas telah padam. Semrawut bukan???, pusing bukan???, bingung bukan??? Kacau bukan???. Yang demikianlah bila manusia sudah mengabaikan peraturan. Apalagi mengabaikan peraturan Allah.
4. Wanita sebagai Pemimpin
Banyak sektor-sektor pekerjaan yang memang hanya bisa dan akan sempurna bila dikerjakan oleh manusia-manusia ahli dari golongan kaum perempuan. Sebaliknya juga banyak sektor-sektor pekerjaan yang akan maksimal bila ditangani oleh kaum laki-laki. Dan islam tidak melarang kaum perempuan untuk bekerja di tengah-tengah masyarakat, asal sesusai dengan fitrahnya dan tetap terjaga ketaqwaannya. Dan Allah sangat menekankan peran wanita dalam penjagaan kestabilan dalam hidup rumah tangganya.
Rasulullah Muhammad SAW telah mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya kepemimpinan kaum perempuan terutama di tengah-tengah keluarganya sebagaimana sabda beliau yang artinya:
Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Orang laki-laki(suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinanya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam menjaga harta tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan masing-masing dari kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.[HR. Bukhari dan Muslim] )
Islam mensejajarkan setiap manusia, baik laki-laki dan perempuan dan masing-masing diberi kelebihan pada bidangnya masing-masing. Kelebihan yang diberikan oleh Allah pada laki-laki adalah pada kemampuannya mencari nafkah dan melindungi segenap anggota keluarga
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). ……….. (QS. 4:34) )
Sebaliknya kaum wanita memiliki kelebihan dalam membangun keharmonisan keluarga, baik terhadap suami dan terutama membangun agama, akhlaq, budi pekerti untuk anak-anak mereka.
Banyak karakter anak yang menyimpang di hari ini disebabkan karena para ibu telah menyibukkan diri di luar rumah tangganya, waktunya tersita habis untuk mengurusi pekerjaan di luar rumah, sehingga anak-anak mereka kehilangan kasih sayang dan didikan para ibu-ibu yang sholihah.
Ibu-ibu yang telalu banyak beraktifitas diluar rumah, apalagi didalam lingkungan yang bercampur bawur serta sibuk dalam masalah dunia semata-mata, maka iman dan taqwa kaum ibupun menjadi luntur dan pudar. Sehingga tidak lagi mampu menjadi pendidik-pendidik keluarga dengan ketinggian moral dan akhlaq.
Atau pula dominasi informasi dari luar lewat berbagai multi media yang menerobos ke dalam rumah-rumah, maka dapat pula meracuni jiwa para kaum ibu dan kaum wanita, sehingga mereka terseret kepada akhlaq yang rendah. Sehingga mereka mendidik anak-anaknya pun dengan akhlaq yang rendah pula.
5. Kesesatan Hati dalam memaknai Kehidupan Dunia
Sering terjadi ditengah-tengah masyarakat iklan-iklan penyesat atau pula slogan-slogan penyesat yang memang bertujuan untuk menyesatkan dan mengacaukan keteraturan kehidupan umat manusia. Maukah kita termakan oleh hal-hal yang menyesatkan dan kemudian mengacaukan keteraturan kehidupan.
Relakah kita membiarkan ibu-ibu kita bekerja di tambang-tambang batubara di kedalaman bawah tanah, sedang bapak-bapak kita bekerja sebagai perawat-perawat bayi di rumah sakit ???, memang ini sesuatu contoh yang sangat extrim, namun sering kita menolak bimbingan Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, Tuhan pencipta seluruh alam, kemudian kita lebih suka mengikuti ajakan orang-orang kafir, yang mereka memang lebih suka hidup semaunya sendiri dan suka menyulitkan dirinya sendiri.
Pandangan mata hati seorang muslim yang sholih dan sholihah memang beda dengan pandangan orang-orang kafir. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang sementara, kehidupan yang harus diwarnai dengan keimanan dan ketaqwaan, diwarnai dengan keta’atan kepada Allah, hidup dengan amal sholih, dengan begitu hidup yang sementara ini akan berujung di surga jannah Allah, kebahagiaan yang kekal di akherat.
Sebaliknya hidup di dunia bagi orang kafir adalah terminal akhir kebahagiaan, karena setelah itu mereka tidak percaya akan adanya kehidupan akherat, dan kemungkinan besar mereka akan menetap di nereka. Maka perebutan kenikmatan dunia menjadi perebutan yang sangat hebat dan menjadi kerja utama yang sangat-sangat fital dan menyita seluruh waktu hidupnya. Berbagai aturan Allah diabaikan. Berbagai janji Allah diabaikan. Segala larangan Allah dilanggar. Karena memang dunia adalah terminal kesenangan dan kebahagiaan bagi mereka.
Memang menjadi sangat sulit hidup ditengah bercampurnya prinsip hidup yang beraneka ragam, dan enggan diatur dengan aturan Allah, sehingga semuanya menjadi campur aduk, semrawut dan kacau balau. Namun yang benar tetap benar dan yang batil tetap batil. Orang bertaqwa harus memagang teguh kebenaran di tengah kebatilan yang merajalela.
Semoga Allah menunjuki kita umat manusia untuk mencintai bimbingan Allah, dan bersyukur kepada-Nya dan selalu tekun melewati jalan petunjukk-Nya. Laki-laki dan perempuan masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Allah menciptakan segala sesuatu saling berpasangan untuk saling melengkapi, saling menutupi kekurangan dan saling bantu-membantu dalam memelihara keiman dan taqwanya kepada Allah. Dan kebahagiaan serta kenikmatan itu akan diteruskan besok di surga Jannah di akherat yang tinggi, luas dan lebih kekal. Wallahu a’lam.
Sumber:
http://mta-online.com/v2/2010/04/27/islam-sangat-memuliakan-kaum-wanita/